Beranda | Artikel
Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No 106: Teliti Dalam Berdoa Bagian 1
Senin, 17 Oktober 2022

Pada beberapa pertemuan lalu, telah kita jelaskan bahwa doa dan dzikir yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits itu sangatlah sempurna. Tidak ada kekurangan atau kekeliruannya. Oleh karena itu para sahabat Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam sangat memperhatikan doa-doa tersebut dan amat bersemangat dalam mempraktekkannya.

Pada kesempatan ini kita akan menelaah bagaimana semangat Nabi kita shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mengajarkan doa yang benar kepada para sahabatnya, dan bagaimana ketelitian mereka dalam mempraktekkan dan mengamalkannya.

Mari kita simak hadits berikut ini,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعَلِّمُهُمْ هَذَا الدُّعَاءَ كَمَا يُعَلِّمُهُمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ قُولُوا:

اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma menuturkan, “Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa ini sebagaimana beliau mengajarkan surat al-Qur’an. Beliau bersabda, “Bacalah, “Allôhumma innâ na’ûdzubika min ‘adzâbi Jahannam, wa a’ûdzubika min ‘adzâbil qobri, wa a’ûdzubika min fitnatil masîhid dajjâl, wa a’ûdzu bika min fitnatil mahyâ wal mamât” (Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu perlindungan dari siksa Jahannam. Aku memohon kepada-Mu perlindungan dari siksa kubur. Aku memohon kepada-Mu perlindungan dari fitnah Dajjal. Dan aku memohon kepada-Mu perlindungan dari fitnah kehidupan dan kematian)”. HR. Muslim.

Hadits lain berbunyi,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنَ القُرْآنِ

Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma bertutur, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan pada kami doa istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan pada kami surat dari al-Qur’an”. HR. Bukhari.

Dua hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan doa-doa kepada umatnya, mirip seperti beliau mengajarkan surat-surat al-Qur’an kepada mereka.

Yang jadi pertanyaan adalah, di mana letak kemiripan antara doa dan surat al-Qur’an?

Imam Ibn Abi Jamrah rahimahullah (w. 695 H) menjelaskan, “Letak kemiripannya: sama-sama perlu dijaga redaksinya dan susunan kata-katanya, serta tidak boleh ditambah atau dikurangi.

Bisa juga kemiripannya sama-sama harus diperhatikan, dipentingkan dan dihormati. Sebab keduanya mendatangkan berkah.

Atau kemiripannya karena sama-sama bersumber dari wahyu”.

Bersambung..

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 28 Shafar 1438 / 28 Nopember 2016


Artikel asli: https://tunasilmu.com/silsilah-fiqih-doa-dan-dzikir-no-106-teliti-dalam-berdoa-bagian-1/